Beberapa waktu lalu, NLR Indonesia mengadakan rangkaian kegiatan leprosy roadshow untuk edukasi kusta di Slawi, Tegal. Dalam acara ini, berbagai pihak turut dilibatkan di antaranya Babinsa dan PKK. Tujuan kegiatan ini untuk berbagi informasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kusta.
Untuk mengetahui respon dari pihak-pihak yang bergabung dalam roadshow tersebut, Berita KBR dan NLR Indonesia mengadakan webinar bertajuk Gaung Kusta bersama Babinsa dan PKK yang disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Berita KBR.
Webinar tersebut dipandu oleh Rizal Wijaya serta menghadirkan dua narasumber. Yaitu Kapten Inf. Shokib Setiadi (Pasiter Kodim 0712/Tegal) dan Elly Novita, S. KM, MM (Wakil Ketua Pokja 4, TP PKK Kabupaten Tegal).
Kasus Kusta di Indonesia
Kasus baru kusta di Indonesia mengalami stagnasi selama 10 tahun terakhir dengan capaian 18.000 kasus. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat kasus kusta tertinggi ke-3 di dunia.
Padahal, kusta bisa menimbulkan disabilitas. Pada tahun 2017, angka disabilitas akibat kusta di Indonesia mencapai 6,6 orang per 1 juta penduduk. Jumlah tersebut masih di atas target yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar kurang dari 1 orang per 1 juta penduduk.
Gambaran di atas menunjukkan masih adanya permasalahan dalam penanganan kusta di Indonesia. Salah satunya terkait sosialisasi dan edukasi terkait kusta kepada masyarakat, dan apa dampak yang ditimbulkannya jika terlambat ditangani. Kusta mudah menular bila tidak segera ditangani.

Babinsa Lakukan Pendampingan dalam Edukasi Kusta
Shokib Setiadi mengapresiasi kegiatan leprosy roadshow yang sebelumnya berlangsung di Slawi, Tegal. Melalui roadshow ini, stigma negatif tentang kusta bisa berkurang. Roadshow mampu mengedukasi dan membuka wawasan peserta tentang kusta.
Babinsa turut memberikan pendampingan dalam berbagai kegiatan, termasuk edukasi kusta kepada masyarakat. Dalam hal ini, Babinsa berkoordinasi dengan pihak atau dinas terkait. Babinsa selalu hadir di tengah masyarakat, juga memberikan pendampingan tenaga kesehatan saat melakukan edukasi.
Shokib menegaskan komitmen Babinsa untuk langkah-langkah selanjutnya.
“Babinsa akan terus berkoordinasi dengan tenaga kesehatan dan pihak lainnya di wilayah desa masing-masing untuk memberikan edukasi tentang kusta. Seperti pengenalan ciri-ciri kusta dan penanganan kusta, sehingga diharapkan jumlah penderita kusta bisa berkurang.”
Lebih lanjut, Shokib menyampaikan pendampingan masyarakat yang telah dilakukan Babinsa dalam kegiatan lainnya. Mulai dari pembinaan bela negara dan cinta tanah air kepada siswa sekolah, hingga dukungan terhadap program pemerintah yang lain seperti saat pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu.
PKK Dukung Sosialisasi tentang Kusta
Sementara itu, Elly Novita juga menyampaikan apresiasi terhadap leprosy roadshow. “Materi yang lengkap dan penjelasan yang gamblang mampu membuka wawasan para peserta. Mulai dari apa itu kusta hingga bagaimana penanganannya, sehingga bisa dilakukan deteksi awal,” ungkap Elly.
Elly juga mengungkapkan antusiasme para peserta roadshow saat sesi tanya jawab. Mereka akhirnya bisa mengerti bahwa kusta bukanlah kutukan atau penyakit keturunan. Juga, bagaimana mengenali ciri-ciri kusta seperti bercak pada kulit dan mati rasa (tidak terasa gatal), yang berbeda dengan penyakit kulit lainnya. Serta bagaimana menyikapi jika ada anggota masyarakat yang terkena kusta.
Lebih lanjut, Elly menyampaikan harapannya agar setiap desa memberikan dukungan terhadap program penanganan kusta. Saat ini, tidak semua desa memberikan dukungan dan perhatian terhadap permasalahan kusta.
PKK akan memberikan dukungan terhadap sosialisasi dan edukasi kusta. Dalam hal ini, PKK bergandengan tangan dengan tokoh agama dan masyarakat yang ada. Misalnya melalui pengajian atau kegiatan yang lainnya.