Teknologi AI untuk Credit Scoring membantu milenial mengembangkan UMKM
Sains & Tekno

Dengan Teknologi AI Credit Scoring, Generasi Milenial Bisa Mengembangkan Bisnis UMKM

Memiliki bisnis sendiri adalah impian bagi banyak orang, termasuk generasi milenial. Cerita sukses dari para pengusaha di berbagai negara bisa menjadi inspirasi generasi milenial untuk meraih kesuksesan serupa.

Dengan kemajuan teknologi digital, inspirasi semacam ini bisa dengan mudah didapatkan oleh generasi milenial. Generasi ini memang sejak kecil telah dekat dengan teknologi. Di Indonesia, generasi ini menjadi salah satu kelompok dominan dalam persentase jumlah penduduk, yakni sebanyak 69,83 juta atau 25,87% dari keseluruhan populasi.

Mereka yang menjadi sosok inspirasi bagi milenial tak selalu didominasi generasi tua. Tak sedikit tokoh-tokoh berusia muda telah mencatatkan keberhasilan. Seperti Nadiem Makarim (Gojek Indonesia), Achmad Zaky (Bukalapak), Felicya Angelista (Scarlett Whitening), Gilang Widya Pramana (MS Glow), dan masih banyak lagi yang lainnya.

Tentu ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan jika memiliki bisnis sendiri, mulai dari UMKM. Seperti dari potensi penghasilan yang besar, mewujudkan idealisme pribadi, melatih kemandirian, dan kebebasan mengatur waktu.

Impian untuk berbisnis tersebut bukanlah hal yang gampang untuk dieksekusi. Ada beragam tantangan yang harus dilalui tatkala generasi muda hendak berbisnis. Apalagi jika ia harus memulai dari nol, alias berasal dari keluarga biasa-biasa saja atau yang tidak punya privilase sebagai anak dari keluarga pebisnis.

Namun, tantangan tersebut tidak lantas menutup seorang anak muda untuk bisa sukses memulai dan mengembangkan bisnis UMKM. Selalu ada jalan bagi mereka yang gigih berusaha.

Modal, Tantangan Utama Generasi Muda untuk Memulai Bisnis

Ada bermacam tantangan untuk memulai bisnis. Yang utama adalah masalah modal usaha, sebuah persyaratan wajib yang harus disediakan ketika akan memulai bisnis maupun meningkatkan bisnis yang sedang berjalan.

Salah satu solusi untuk masalah tersebut yaitu dengan mendapatkan pinjaman modal usaha untuk berbisnis. Berbagai sumber bisa digunakan, seperti keluarga atau kerabat, investor, bank, dan lembaga keuangan non-bank.

Jika sumber pinjaman yang digunakan berasal dari bank dan lembaga keuangan, tentu ada persyaratan tertentu yang perlu diperhatikan. Salah satunya ialah credit score.

Credit Score sebagai Persyaratan Pinjaman Modal Usaha

Credit score atau skor kredit adalah sebuah sistem yang diterapkan oleh lembaga pembiayaan untuk menilai kelayakan peminjam saat mengajukan pinjaman. Semakin tinggi skor kredit seseorang, maka semakin rendah risiko yang ia miliki. Dengan risiko yang rendah, maka ia akan lebih mudah untuk mengajukan pinjaman.

Kriteria penilaian biasanya terdiri dari pekerjaan, usia, status perkawinan, masa kerja, dan jabatan. Calon peminjam perlu mengumpulkan semua persyaratan. Selanjutnya, pihak pemberi pinjaman akan menganalisis riwayat transaksi calon peminjam. Misalnya banyaknya kredit yang pernah dimiliki, kepemilikan beban kredit, dan seberapa sering menunggak pembayaran.

Masalah akan timbul bagi kelompok milenial terutama yang baru beberapa tahun bekerja
Ada kemungkinan ia belum memiliki riwayat skor kredit yang kuat karena belum pernah mengambil kredit sebelumnya.

Tanpa adanya skor kredit yang dimiliki, milenial bisa mengalami kesulitan untuk mengajukan pinjaman. Jika hal ini terjadi, apakah milenial masih memungkinkan mendapatkan modal bisnis dengan cara mengajukan pinjaman ke bank atau lembaga keuangan lainnya?

Data Alternatif untuk Credit Scoring Generasi Milenial

Pada kasus seperti di atas, lembaga keuangan bisa menggunakan data alternatif untuk dianalisis. Data-data tersebut bisa bersumber dari aplikasi digital dan mesin pencari pekerjaan.

Dari aplikasi digital yang kerap digunakan milenial melakukan transaksi digital, maka bisa diketahui pola atau kebiasaan transaksi milenial tersebut. Hasil penilaian akan memasukkan milenial apakah termasuk kriteria sehat, atau konsumtif. Hal ini bisa berpengaruh terhadap kemampuan milenial tersebut dalam melunasi utang.

Dari mesin pencari pekerjaan seperti LinkedIn, maka bisa diperoleh informasi terkait riwayat pekerjaan milenial. Sehingga, lembaga keuangan bisa mengukur stabilitas pendapatan milenial untuk membayar cicilan.

Tidak hanya dari aplikasi digital dan mesin pencari kerja, data-data alternatif lain juga bisa diperoleh dari surel, media sosial, hingga geolokasi. Semua data alternatif ini bisa dimanfaatkan untuk menilai milenial apakah ia memiliki kemampuan yang baik atau tidak untuk membayar cicilan kredit. .

Lantas, apakah lembaga keuangan harus mengunjungi sumber-sumber tersebut satu per satu? Jika ya, maka dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk melakukannya.

Teknologi AI Credit Scoring

Kendala di atas bisa ditangani dengan memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Teknologi AI tersebut akan mengakses dan menilai sumber-sumber data alternatif seperti aplikasi digital, mesin pencari kerja, media sosial, dan lainnya yang kerap dipakai milenial.

Semua pekerjaan tersebut dilakukan secara lebih efisien dengan bantuan teknologi AI seperti yang disediakan Ascore.ai, sebuah layanan baru dari Amartha. Berdiri sejak tahun 2010, Amartha telah bekerjasama dengan berbagai stakeholder mulai dari perbankan maupun sektor fintech untuk mendigitalisasi UMKM di Indonesia. Pelayanan Ascore.ai bersifat holistik yang dapat digunakan baik oleh institusi maupun individu.

Bagi segmen institusi, Ascore.ai menyediakan layanan berupa verifikasi risiko, credit underwriting, advance credit analysis, dan pengecekan kredit nasabah. Dengan menggunakan layanan Ascore.ai ini, lembaga keuangan bisa mengambil data-data yang diperlukan sebagai cara mengetahui skor kredit milenial. Sehingga, lembaga keuangan tetap bisa menarik lebih banyak nasabah dari kalangan milenial, meskipun masih banyak dari milenial tersebut yang belum memiliki riwayat kredit.

Bagi segmen individu, Ascore.ai menyediakan layanan penghitungan profil risiko serta simulator skor kredit. Hasil dari layanan ini bisa dimanfaatkan oleh milenial untuk memutuskan dengan baik apabila hendak mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan formal. Artinya, dengan teknologi AI credit scoring ini milenial tetap bisa mendapatkan akses permodalan UMKM.

(Sumber gambar: freepik.com)

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *