Under The Southern Stars
Pustaka

Review Buku “Under The Southern Stars”

Sebuah buku berjudul Under The Southern Stars menuturkan pengalaman penulisnya, Anida Dyah, saat menyusuri sisi selatan Australia. Traveler wanita dari Indonesia ini melakukan perjalanan dari Perth menuju Melbourne bersama dengan 3 rekan barunya yaitu Thomas dan Aymeric dari Perancis serta Judith dari Jerman.

Australia. Sebuah negara sekaligus benua yang berada di selatan Indonesia ini memiliki beragam keindahan. Cerita perjalanan tentang benua hijau yang mungkin selama ini banyak diketahui adalah tentang kota-kota besarnya seperti Sydney, Melbourne, dan Canbera, keindahan Great Ocean Road, atau mamalia khasnya yaitu kanguru dan koala.

Buku Under The Southern Stars setebal xii + 320 halaman terbitan GagasMedia memberi hal yang baru. Buku ini dengan cukup detil menulis kisah keempat traveler tersebut saat melakukan road trip untuk menjelajah dunia yang belum pernah mereka jajaki. Petualangan yang sangat menarik yang ditempuh sejauh 4.500 km selama 30 hari.

Pembaca buku ini seakan ikut merasakan hal-hal baru yang dialami oleh penulisnya. Seperti ketika penulisnya bertemu dengan kanguru di sebuah padang rumput, ia menulis sebagai berikut:

Kami beradu pandang selama beberapa lama. Makhluk itu berdiri dengan dua kaki ditambah dengan ekor besar yang menjuntai ke belakang. Dua kaki bagian depan berukuran kecil dan terangkat di depan dada…

Kanguru!

Tanpa sadar aku melonjak kegirangan. Seketika mereka melompat cepat ke arah padang. Aku ikut berlari mengejar. Usaha yang sia-sia.

Pengalaman yang sulit ditemukan di bagian bumi lain misalnya ketika keempat sekawan tersebut naik ke pohon yang bernama “Gloucester Tree” yang berusia lebih dari 350 tahun. Ada 153 batang besi terpancang melingkari pohon yang harus ditapaki satu demi satu untuk menuju puncak.

Batang besi dicengkeram semakin erat. Semakin ke atas, tiupan angin membuat pohon meliuk semakin kencang… Akhirnya, sebuah lantai kayu yang disokong oleh struktur baja sebagai titik akhir…

“Kita berhasil! Enam puluh meter!”

Selanjutnya, sebuah tempat yang memiliki pantai-pantai rupawan juga dengan lengkap diceritakan. Great Ocean Drive, demikian nama tempat tersebut, merupakan jalan lingkar sepanjang 38 km yang membawa traveler melewati salah satu pemandangan tepi pantai terbaik di Australia dan beberapa tempat menarik sekitar Esperance.

Ada begitu banyak pantai yang diberi nama menyenangkan seperti Blue Haven, Salmon, Twilight, hingga Ten Mile Lagoon. Pantai dengan pasir putih bersih dan luas, kontras dengan air laut berwarna turquoise jernih bergradasi biru tua. Pulau-pulau berbatu granit di seberangnya muncul ke permukaan bagaikan tetesan embun di pucuk daun.

Selain itu, sebuah tempat bernama Deep Creek memberikan pengalaman yang tak terlupakan. Deep Creek Conservatin Park merupakan taman konservasi seluas 4.500 hektar. Suasananya masih seperti area belum tersentuh. Rumput-rumput kering dibiarkab tumbuh tinggi seperti sabana di Afrika. Kanguru-kanguru liar berlompatan ke sana kemari. Semakin jauh masuk, semakin banyak jumlahnya. Ada yang kebingungan menatap para traveler tersebut, ada yang langsung melompat pergi, dan ada yang tetap asyik bersantai setengah tertidur di bawah perdu.

Sebuah perenungan pun terjadi ketika pada suatu malam, mereka berada di sebuah tempat. Di malam yang begitu pekat, bintang-bintang hadir dengan warna-warni dan kilauan berbeda. Lokasi yang ribuan kilometer tersembunyi dari sorot lampu kota memberi kesederhanaan di bumi dan memberikan bintang sebagai subjek cerita.

Hal menarik dari buku Under The Southern Stars ini adalah bagaimana penulis mampu bercerita dalam bahasa yang tidak rumit. Penuturannya runut. Tak hanya itu, penulis juga memperkaya tulisan dengan fakta dan sejarah dari tempat-tempat yang dilaluinya.

Sedikit kekurangan buku ini adalah foto-foto yang ada ditampilkan hitam putih sehingga agak mengurangi kenikmatan membaca. Tentunya ini berkaitan dengan penekanan biaya produksi buku.

Bagikan

18 thoughts on “Review Buku “Under The Southern Stars””

  1. Halo mas, saya tahun kemarin pergi ke Sydney, memang secara sistem perkotaan Sydney jauh lebih enak dari pada kota-kota di Indonesia, tapi saya gak keburu bertualang di area wildlifenya. Padahal saya pengen banget.
    Mungkin kalau ada rezeki lainnya saya akan ke sana.

    1. Saya malah belum sama sekali ke australia. Smoga bisa ke sana suatu saat nanti

      Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya

  2. Pengen liat kangguru juga!!
    Pengen juga foto disepan gedung yang mirip keong mas tmii itu loh mas. Higihi

  3. huwaaa makin ingin road trip di Oz setelah baca resensinya. Penuturannya detail ya, berasa ikutan ngetrip bareng mereka.

  4. Sebagai seorang turis yang pernah mampir sebentar di Australia, kebayang deh buku ini seru banget… sayangnya fotonya hitam putih ya, jadi kurang menggambarkan keindahan Australia ya….

    Thanks for sharing, sehat selalu yaaa

  5. Baru mau tanya, ada penampakan masing-masing venue ngga. Eh ternyata ada tapi hitam putih ya. Jadi nanggung ya semuanya.

  6. Wah iya sayang bangetitu foto-fotonya. Kayaknya saya pernah baca buku lain tentang travel yang fotonya juga gak berwarna. Memang jadinya agak mengurangi kenikmatan

  7. Layak baca buat yang mau jalan-jalan ke Aussie ya.
    Gambarnya cari referensi lain via Mbah Google aja…

  8. Aku suka caranya mendeskripsikan pertemuan dengan kangguru itu. Rasanya aku jadi ikut berada di sana dan menyaksikan pertemuannya
    Sungguh, pemilihan diksi yang keren
    Kalau satu bagian itu saja sudah bikin aku suka, pasti bagian lain sama menariknya
    Mau cari buku ini aaaah

  9. Kebetulan aku berencana mau ke Sydney bulan Oktober nanti bersama keluarga. Dari sekarang pun sudah kebayang bakal mau eksplor apa saja selama disana, ditambah baca ini jadi semakin gak sabar untuk liburan.

  10. Pantesan banyak yang kepingin kerja di Australia ya. Sekalian jalan-jalan di sana seru juga. Kata temanku di sana emang suasanya enak gitu sih :))

  11. baru baca artikelnya aja bikin aku berimajinasi apalagi kalo baca bukunya langsung. Mau aaaah beli. Thanks buat artikelnya/resensi bukunya.

  12. Sip, masuk daftar buku yang dibaca. Daya tariknya seperti kata resensi, yaitu penulis mampu bercerita dalam bahasa yang tidak rumit. Penuturannya runut. Tak hanya itu, penulis juga memperkaya tulisan dengan fakta dan sejarah dari tempat-tempat yang dilaluinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *