Satelit SATRIA memiliki kapasitas terbesar di Asia
Sains & Tekno

Mengenal Satelit SATRIA, Satelit Terbesar di Asia

Satelit SATRIA atau Satelit Republik Indonesia berhasil diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serika pada hari Minggu pukul 18.00 waktu setempat atau Senin pukul 05.00 WIB. Peluncuran satelit terbesar di Asia ini disiarkan secara langsung oleh kanal Youtube Kemkominfo TV.

Penanggung jawab peluncuran satelit ini adalah Space X, perusahaan milik Elon Musk. Dalam prosesnya, pesawat dengan dua mesin pendorong digunakan untuk membawa satelit SATRIA. Kedua mesin pendorong kembali ke bumi, sedangkan satelit melanjutkan perjalanan menuju orbitnya di titik 146 Bujur Timur

SATRIA membutuhkan waktu 145 hari untuk mencapai lokasi orbit. Selanjutnya, satelit ini akan resmi beroperasi pada bulan Januari 2024. Yuk, kita mengenal satelit SATRIA lebih jauh lagi!

Satelit SATRIA untuk Konektivitas Seluruh Indonesia

Pemerintah Indonesia menghadirkan SATRIA untuk menjawab tantangan konektivitas di Indonesia. Dengan 17 ribu pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, konektivitas antarwilayah di seluruh Indonesia menjadi sebuah tantangan tersendiri.

Upaya menjawab konektivitas tersebut dilakukan dengan membangun menara-menara pemancar di darat dan menyambungkan kabel-kabel sinyal cahaya di dasar lautan. Lebih dari 500 ribu menara BTS telah dibangun melintasi belasan ribu pulau di Indonesa. Sepanjang 450.000 KM kabel fiber optik juga menyebar melintasi semua provinsi. Namun, ada sejumlah daerah yang masih blank spot, sehingga menjadi tantangan bagaimana mengintegrasikan SATRIA dengan Palapa Ring yang telah ada.

Blank spot tersebut membuat sebagian masyarakat negeri ini yang sulit terjangkau. Seorang dokter Puskesmas di Sabang, dr. Dedek Suryaningsih menceritakan susahnya untuk mencari sinyal. Hanya titik-titik tertentu di tempatnya mengabdi yang bisa menangkap sinyal. Hal serupa juga dialami oleh M. Taufik Hidayat, Kepala Desa Bangkal, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Pelayanan online untuk masyarakat menjadi tidak optimal karena sinyal yang lelet.

Demi mereka, pemerintah berupaya menghadirkan jalur koneksi dari langit. Peluncuran satelit SATRIA adalah bagian untuk menghadirkan koneksi lewat angkasa.

Apa itu SATRIA?

SATRIA atau Satelit Republik Indonesia diluncurkan dalam rangka menuntaskan kekurangan konektivitas pada layanan publik pemerintahan. Seperti layanan kantor desa, sekolah, rumah sakit, puskesmas, serta layanan keamanan.

Satelit ini dirakit oleh Thales Alenia Space di Nice, Perancis. Awalnya, satelit akan diangkut menuju AS menggunakan pesawat kargo terbesar di dunia, Antonov An-225 Mriya. Karena pesawat kargo tersebut hancur dalam peperangan antara Ukraina dan Rusia, maka satelit diangkut menggunakan kapal laut menuju AS.

Peluncuran satelit ini menggunakan roket Falcon 9 yang dimiliki oleh Spacex di Cape Canaveral, Florida Amerika Serikat. Ada dua tahapan peluncuran yang dilakukan oleh dua roket. Setelah dibawa roket Falcon 9 yang pertama, satelit akan dilanjutkan oleh roket Falcon 9 kedua. Kedua roket kembali ke bumi, sedangkan satelit yang memiliki berat 4,6 ton akan melanjutkan perjalanan menuju orbitnya di titik 146 Bujur Timur, atau di atas langit Papua.

Spesifikasi Satelit SATRIA. Sumber: Instagram @baktikominfo

Satelit dengan Kapasitas Terbesar di Asia

SATRIA yang menggunakan teknologi Very High Througput Satelite (VHTS) dan frekuensi Ka-Band ini merupakan satelit dengan kapasitas terbesar di Asia untuk kelas di atas 100 Gbps. Bahkan menjadi yang terbesar kelima di dunia dari sisi kapasitas.

Satelit ini menjadi bagian dari proyek strategis nasional. Pengadaan satelit menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Operasional SATRIA didukung oleh 11 stasiun bumi atau gateway yaitu Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Manado, Ambon, Kupang, Manokwari, Jayapura, dan Timika. Gateway Cikarang akan menjadi lokasi stasiun pusat pengendali satelit primer.

SATRIA diperkirakan mampu melayani kapasitas kecepatan hingga 150 Gbps. Satelit yang dibangun sejak tahun 2019 ini menghadirkan layanan internet di 150.000 titik fasilitas publik. Kecepatan internet di setiap titik layanan publik tersebut diproyeksikan mencapai 4 Mbps.

Penutup

Peluncuran SATRIA merupakan upaya untuk mencapai inklusivitas dalam ekonomi digital dengan penyediaan intenet di setiap area di negeri ini. Akses internet tersebut bermanfaat secara signifikan untuk masyarakat yang masih memiliki akses internet belum memadai.

Internet yang dihadirkan satelit SATRIA akan menjangkau 150.000 titik di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) serta daerah perbatasan. Harapannya, bisa memberikan kesetaraan infrastruktur digital.

Keberadaan satelit SATRIA akan memberikan manfaat sosial masyarakat. Selain itu juga mampu mendukung perekonomian dan sistem keamanan dan pertahanan nasional.

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *