Destinasi

Reklamasi, Menghutankan Kembali Area Tambang

Berbicara mengenai pertambangan, isu utama yang selalu diangkat adalah lingkungan. Kegiatan pertambangan memang akan mengubah kondisi alam yang pada mulanya bisa berupa bukit atau gunung dengan vegetasi rapat –setelah proses penambangan- kemudian menjadi tanah berlubang cukup besar dan gersang. Kerusakan lingkungan ini akan berakibat buruk jika tak segera diatasi.

Di lain pihak, hasil-hasil tambang begitu diperlukan dalam kehidupan kita. Mulai dari alat-alat dapur, alat kantor, alat elektronik, telepon seluler dan barang-barang yang kita pakai sehari-hari memiliki unsur logam yang tentunya diperoleh melalui proses penambangan.

Tahap recontouring

Berkesempatan menjadi salah satu peserta Sustainable Mining Bootcamp yang diadakan oleh PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT), sekarang bernama PT Amman Mineral, pada tahun 2015 lalu, saya bisa mengenal secara langsung kegiatan pertambangan di Batu Hijau, Sumbawa Barat tersebut. Para peserta belajar dan mengamati kegiatan penambangan, pengolahan konsentrat, pengelolaan lingkungan dan tanggung jawab kemasyarakatan yang dilakukan oleh PT NNT. Pada tulisan ini saya akan berfokus pada reklamasi tambang sebagai salah satu bagian dari pengelolaan lingkungan.

Bentang alam semula sebelum kegiatan penambangan berupa gunung dengan hutan alami. Lahan yang dibuka dan selanjutnya ditambang dan diproses lebih lanjut, setelah proses tersebut mencapai final maka lahan akan dikembalikan kepada fungsinya semula sebagai hutan. Kegiatan ini kita kenal sebagai reklamasi tambang.

Baca juga: Keren! Hutan Lebat Ini Ternyata Bekas Tambang

Saya dan 3 peserta bootcamp lain: Fahmi, Griska dan Della (dari total 16 peserta) berkesempatan melihat secara langsung kegiatan reklamasi di Tongoloka. Pada hari tersebut memang peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengunjungi tempat yang berbeda yang terkait dengan kegiatan pengelolaan lingkungan di PT NNT.

Tahap awal untuk mereklamasi lahan tambang adalah recontouring yaitu membentuk contour tanah dengan kemiringan yang telah ditentukan. Setelah terbentuk, contour tersebut ditimbun dengan tanah dan dipadatkan. Tanah yang dipakai untuk menimbun berasal dari tanah yang pada saat awal penambangan dikeruk dan disimpan pada stockpile, dan di kemudian hari akan dipakai setelah proses penambangan berakhir. Dalam kunjungan ke Tongoloka tersebut, beberapa alat berat terlihat sedang melakukan recontouring sekaligus pemadatan tanah.

Penyemprotan lahan

Setelah pemadatan tanah selesai, selanjutnya dilakukan pemasangan energy breaks yang berfungsi mencegah terjadinya erosi. Pada akhirnya lahan siap untuk ditanami dengan tumbuhan penutup (hydroseeding) dan dilanjutkan dengan tumbuhan pokok.

Sebuah kendaraan saat itu saya lihat sedang menyemprot lahan dengan cairan yang berisi campuran air, pupuk dan mulsa (material penutup tanaman untuk menjaga kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan gulma).

Tanaman pokok yang dan tanaman pelindung (turi)

Bibit-bibit pohon yang ditanam pada lahan tersebut berjarak 3 x 2 meter. Di antara bibit-bibit pohon pokok, juga ditanami pohon pelindung berupa turi. Penanaman turi ini dimaksudkan untuk melindungi pohon utama agar terhindar dari sinar matahari secara berlebihan. Seiring dengan pertumbuhan pohon pokok, kerapatan turi akan dikurangi (dengan cara ditebang), atau turi mati dengan sendirinya setelah mencapai usia sekitar 4 tahun.

Pemeliharaan terhadap pohon-pohon yang mulai besar juga dilakukan. Beberapa petugas saya lihat sedang membersihkan lahan yang sebenarnya sudah mulai ‘jadi’. Seorang bapak terlihat membawa bibit-bibit pohon tambahan untuk ditanam di lahan tersebut. Sebuah sungai kecil mengalir di antara lahan dan jalan. Air yang mengalir cukup bersih, namun masih memiliki pH sekitar 4-5 yang artinya bersifat asam. Air ini tidak mengalir ke hutan masyarakat, namun ditampung di semacam kolam tak jauh dari tempat tersebut untuk diolah.

Para petugas sedang melakukan pemeliharaan

Ada salah satu tempat di mana saya bisa berdiri dan menyaksikan kegiatan reklamasi secara keseluruhan dan saya sempat memotretnya. Di sisi paling kiri adalah lahan yang masih dalam tahap recontouring dan pemadatan. Bergerak ke kanan adalah lahan yang ditanami bibit pohon, kemudian lahan yang sudah ‘jadi’ yang kelak akan menjadi hutan.

Lahan reklamasi

Kunjungan secara langsung ke PT NNT melalui acara bootcamp ini menjadi bukti bagi saya bahwa PT NNT melakukan tanggung jawab untuk reklamasi tambang. Area sebelum penambangan berupa hutan, pada akhirnya akan kembali menjadi hutan.

Bagikan

33 thoughts on “Reklamasi, Menghutankan Kembali Area Tambang”

  1. bagus berarti perusahaannya.. bank tempat aku kerja , HSBC juga sangat menekankan yg namanya sustainability dr environment kita. ga semua perusahaan ato owner dr perusahaan kita trima sbg nasabah. hrus ada track record yg bgs, kalo perusahaannya tidak merusak lingkungan. kertas yg kita pakai di kantor aja hrs ada certificate FSC kalo perusahaannya bener2 memperhatikan lingkungan saat memproduksi kertas. hrg lbh mahal pasti, tp HSBC lbh memilih mempunyai hubungan dgn nasabah2 ato korporasi yg seperti itu 🙂

    1. Beberapa perusahaan sepeti bank, tambang, dan BUMN saat ini memang telah memulai kegiatan sustainibility tsb. Hal positif ini perlu dicontoh oleh perusahaan2 lainnya

  2. KEREN BANGET!
    Top, top, tooopp! Kudu ada upaya serius untuk membuat hutan kita jadi bagus!
    Kindly visit my blog: bukanbocahbiasa(dot)com

  3. Wah pengalaman luar biasa ini kak bisa menyaksikan langsung kegiatan reklamasi secara keseluruhan . Semoga Hutan kita tetap terjaga ya

    1. Amiin. memang sudah seharusnya perusahaan2 tambang melakukan pengelolaan lingkungan yg bertanggung jawab

  4. LUAR BIASA! Bekas area tambang bisa tumbuh tanaman hijau begini… MasyaaAllah

    Jadi ini namanya energy breaks yang bisa cegah terjadinya erosi.

  5. Aku baru tau kalau tanah yang diambil waktu pengerukan itu masih disimpan dan bakal dipake lagi pas reklamasi.

    1. iya tanah lapisan atas itu masih subur. jadi disimpan sementara & akan digunakan lagi setelah kegiatan tambang slesai

  6. Sudah seharusnya perusahan tambang apapun dimanapun melakukan kewajibannya menghijaukan kembali area yang sudah dieksploitasi.

    Anyway, lucky you bisa ikut program keren ini. Bareng sama aip (arifpokto) juga gak sih?

  7. Hasil tambang memang dibutuhkan. Tetapi, suka sedih kalau bekas pertamban ditinggalkan begitu saja. Baguslah kalau ada perusahaan yang juga peduli dan memikirkan aspek lingkungan

    1. Setuju sekali, aspek lingkungan memang wajib diperhatikan. namun sayang tidak semua perusahaan mau melakukannya, faktor utama mungkin soal biaya yang tidak kecil

  8. Masya Allah selalu seneng deh lihat tanaman yang hijau-hijau begini, seger dan fresh banget lihatnya.

    1. semula adalah hutan, setelah ditambang akan kembali menjadi hutan. jadi material tambangnya diambil, namun aspe lingkungan tetap terpelihara

    1. aspek lingkungan memang wajib diperhatikan. namun sayang tidak semua perusahaan tambang mau melakukannya

  9. Wow… Ini beneran akan menghutankan kembali area tambang? Bagus banget kalau gitu ya, apalagi memang kita membutuhkan penghijauan untuk menyelamatkan bumi.

    1. setuju, aspek lingkungan memang wajib diperhatikan. namun sayang hanya sedikit perusahaan mau melakukannya

  10. Aku kok fokus sm pohon turi yaaa. Peranny besar bgt yaaa dan dia rela mati setelah menuntaskan tugasnha. Makasih dah share

  11. Wahh kalo daerah pertambangan berubah jd hutan kek gini, jadi secara tidak langsung jd kegiatan yg menyelamatkan bumi ya.
    Jd inget dulu wkt aku ngantor, aku pernah handle klien dr PT Newmount 🙂

  12. Dengan reklamasi area tambang justru bisa menyelamatkan lingkungan ya. Kegiatan ini bagus banget nih dan kudu jadi contoh buat lainnya.

  13. Ini salah satu cara mereka untuk mengembalikan kekayaan alam. Bagus bgt, jadi seimbang semuanya.

  14. seneng banget deh sama perusahaan yang bener2 mikirin lingkungan sampe segitunya.. saluttt.., semoga perusahaan2 lain juga punya concern yang sama ya…

  15. Like!! I blog quite often and I genuinely thank you for your information. The article has truly peaked my interest.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *