Tugu Kawisari Coffee & Eatery, Cafe di Menteng
Kuliner

Tugu Kawisari Coffee & Eatery, Cafe di Menteng yang Sajikan Kopi Tertua di Indonesia

[ A+ ] /[ A- ]

Jika kita sedang mencari tempat nongkrong di Menteng yang punya menu spesial, bisa jadi Tugu Kawisari Coffee & Eatery adalah tempat yang pas. Cafe di Menteng ini menyajikan kopi Kawisari yang dikenal sebagai salah satu kopi tertua di Indonesia.

Tugu Kawisari Coffee & Eatery ini berlokasi di Jl. Kebon Sirih Raya 77, Menteng, Jakarta Pusat. Ada tulisan ‘Sejak 1870’ di bagian depan cafe ini yang merujuk pada tahun berdirinya Perkebunan Tugu Kawisari di Blitar, Jawa Timur. 

Sebelum membahas lebih jauh soal cafe ini, ada baiknya jika kita mengetahui sejarah perkebunan kopi yang lokasinya diapit oleh dua gunung yaitu Gunung Kelud dan Gunung Kawi.

Sejarah Perkebunan Tugu Kawisari 

Bermula pada tahun 1830, pemerintah Belanda memberlakukan sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel). Belanda mewajibkan 20% dari tanah rakyat untuk ditanami komoditas ekspor seperti kopi, gula, dan lada untuk menggantikan tanaman tradisional seperti padi, singkong, atau jagung. Sementara masyarakat yang tidak memiliki tanah harus menjadi pekerja paksa di ladang pemerintah. 

Namun, pejabat lokal memaksa para petani pemilik tanah untuk menanam seluruh perkebunan mereka untuk komoditas ekspor. Hasil panen juga harus dijual dengan harga murah kepada pemerintah Belanda melalui Bupati. Tak hanya itu, petani lokal masih harus membayar pajak 40%, bukan bebas pajak seperti yang dijanjikan oleh Pemerintah Belanda. 

Sistem Cultuurstelsel ini tentu saja membuat rakyat sangat menderita. Tidak sedikit dari mereka yang kelaparan dan meninggal karena sebagian besar hasil panen dinikmati oleh pejabat lokal dan pemerintah Belanda.

Tahun 1860-an, mantan Asisten Residen Lebak bernama Edward Douwes Dekker (dengan nama samaran Multatuli) menulis Max Havelaar. Buku ini menuliskan penindasan kaum miskin di Jawa oleh para Bupati. Pada saat yang sama di Belanda, parlemen sebagian besar dikuasai oleh anggota yang lebih peduli pada hak asasi manusia. Akhirnya, Cultuurstelsel secara resmi dihentikan pada tahun 1870. 

Pada tahun 1870 juga ditandai dengan lahirnya Agrarische Wet (UU Agraria). UU ini mengizinkan pendirian perkebunan swasta. Pihak swasta diizinkan untuk menyewa tanah milik pemerintah Belanda selama 75 tahun. Pemerintah juga dapat menyewa tanah dari penduduk lokal selama 20 tahun. Hal inilah yang mendorong Perkebunan Kawisari resmi sebagai badan hukum pada tahun 1870.

Tugu Kawisari Coffee & Eatery, Cafe di Menteng dengan Bangunan Gaya Belanda

Cafe di Menteng ini berupa bangunan rumah dua lantai bergaya Belanda. Ada lengkungan-lengkungan pintu dan jendela berukuran besar khas bangunan tempo dulu, yang membuat angin bisa leluasa masuk dan membuat ruangan jadi adem. 

Saat masuk ruangan di lantai bawah, kita akan melihat pemandangan berupa bar juga meja kursi tinggi. Sementara di lantai 2, banyak perabot klasik yang cocok untuk diadikan spot foto instagramable. Seperti meja dan kursi, lampu gantung, dan pintu-pintu kayu.

Tak hanya itu, kita juga bisa menikmati keunikan pernak-pernik dengan nuansa kopi. Misalnya, lukisan yang menggambarkan suasana perkebunan Kawisari. Juga, para pramusaji yang mengenakan pakaian layaknya petani kopi.

Kopi Kawisari, Menu Otentik yang Wajib Dicicipi

Menu otentik di cafe ini yang harus dicicipi yaitu kopi Kawisari. Kopi ini berhasil mendapatkan penghargaan AVPA France Gourmet Award 2019 untuk kopi robusta Jawa terbaik dengan kategori strong, powerful, and bitter.

Kopi dari Perkebunan Kopi Tugu Kawisari unik dan tidak ditemukan di tempat lain di dunia. Perkebunan tersebut menumbuhkan sekitar 20 spesies kopi robusta dan arabika yang berbeda. Lebah-lebah yang ada di sana melakukan penyerbukan silang bunga kopi dari spesies berbeda, yang kemudian menghasilkan klon kopi yang benar-benar asli dari Perkebunan Kopi Tugu Kawisari. Menyesap kopi Kawisari tak lain adalah mencicipi keajaiban kolaborasi alam.

Beberapa minuman bebasis kopi yang bisa kita nikmati di Tugu Kawisari Coffee & Eatery misalnya black coffee, Kawisari latte, iced coffee plantation madu, dan iced coffee doger. Iced coffee plantation madu menawarkan perpaduan kopi dan madu dari perkebunan. Sedangkan iced coffee doger tak lain adalah perpaduan kopi dan es doger, yaitu campuran espreso, susu segar, serutan kelapa, dan sirup pandan. 

Selain minuman kopi, cafe di Menteng ini juga menyediakan kuliner tradisional. Seperti nasi pecel pincuk, nasi besek, nasi jagung tompoh. Nasi jagung tompoh berupa ini nasi jagung yang ditempatkan dalam besek bambu beralas daun pisang yang bentuknya mirip keranjang. Makanan ini kerap dijual masyarakat di perkebunan kopi saat masa panen. Untuk lauknya berupa ayam goreng kremes, ikan asin, urap, sambal tempe, dan sayur lodeh.

Tak ketinggalan ada juga kudapan tradisional yang bisa dinikmati di cafe ini. Seperti serabi, onde-onde, pohong (singkong) merekah, tempe mendoan, tahu petis, dan yang lainnya. Para pecinta kuliner tradisional bisa menjadikan cafe ini untuk hangout atau tempat nongkrong di Menteng.

Tugu Kawisari Coffee & Eatery menjadi rekomendasi cafe di Menteng yang bisa kita kunjungi bersama teman atau keluarga. Kekhasan kopi Kawisari dengan sejarah panjangnya menjadi daya tarik tersendiri dari tempat ini.

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *