Wisata Tambang Sawahlunto – Banyak pandangan negatif yang sering saya dengar dan baca mengenai lokasi bekas pertambangan yang identik dengan area gersang, terbengkelai dan tak terawat. Saya sendiri pernah menyaksikan galian-galian bekas tambang di beberapa lokasi yang dibiarkan menganga begitu saja, saat berkunjung di Belitung. Sungguh hal yang tidak mengenakkan mata dan tentunya merusak lingkungan.
Namun penilaian minor itu menjadi sirna saat saya mengunjungi Sawahlunto, yang sewaktu bersekolah SD dan SMP dulu disebut sebagai penghasil batubara terbesar di Indonesia. Saat ini Sawahlunto menjelma menjadi sebuah kota wisata yang cantik. Lokasinya yang berada di perbukitan dengan pohon-pohon hijaunya menjadikan kota tambang ini cukup nyaman untuk dijadikan sebagai tempat berlibur.
Tiba sekitar jam 10 malam setelah perjalanan sekitar 3 jam dari Padang, saya tak sempat menikmati suasana malam di Sawahlunto yang saat itu cukup ramai. Saya langsung beristirahat di homestay karena mata yang sudah 5 watt dan memilih berjalan-jalan pada keesokan paginya saja.
Ada 3 lokasi wisata tambang yang saya singgahi di Sawahlunto dan semuanya berhubungan dengan sejarah kota ini sebagai penghasil batubara. Pertama, adalah Lubang Tambang Mbah Suro atau Lubang Suro. Lubang ini merupakan lubang tambang batubara pertama yang ada di Sawahlunto, yaitu pada tahun 1898. Nama Suro yang melekat pada tempat tersebut diambil dari nama Mbah Suro yang mengomandoi para buruh paksa untuk pembukaan lubang tersebut.
Baca juga: Reklamasi, Menghutankan Kembali Area Tambang
Di depan lubang bisa dijumpai patung dari 2 orang pekerja yang sedang mendorong sebuah kereta kecil berisi batubara dan 1 orang mandor. Begitu memasuki lubang, barisan anak tangga akan menggiring kita turun menjelajahi bekas tambang batubara tersebut.
Panjang lubang yang ada mencapai ratusan meter, dengan dua pintu angin. Sempat ditutup pada tahun 1932 karena besarnya rembesan air, Lubang Suro kembali dibuka untuk tujuan wisata pada tahun 2007.
Lokasi kedua yang berjarak tak jauh dari Lubang Suro adalah Museum Gudang Ransum. Dibangun pada tahun 1918 oleh pemerintah Hindia Belanda, awalnya merupakan dapur umum untuk memberi makan para pekerja tambang beserta keluarganya, pasien, dan lain-lain yang jumlahnya bisa ribuan orang. Tak heran jika jumlah beras yang dimasak setiap harinya bisa mencapai hampir 4.000 kilogram.
Ada beberapa gedung yang berada di lokasi ini, seperti gedung utama sebagai dapur umum, pabrik es batangan, rumah sakit, steam generator hingga rumah potong hewan.
Dua buah tungku pembakaran berukuran raksasa masih bisa dilihat, yang dibuat tahun 1894. Pabrik pembuat tungku adalah Rohrendampfkesselfabrik DR Patente No 13449 dan 42321.
Lokasi wisata tambang ketiga adalah Musem Kereta Api Sawahlunto yang terletak di Stasiun Sawahlunto. Museum ini adalah satu-satunya museum kereta di Sumatera Barat, dan kedua di Indonesia setelah Museum di Ambarawa. Untuk pengangkutan batubara, Pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api yang menghubungkan Sawahlunto – Muara Kalaban – Solok – Batu Tabal – Padang Panjang – Kayu Tanam – Teluk Bayur.
Di dalam museum bisa dijumpai koleksi peralatan kereta api, beberapa rangkaian gerbong, atau miniatur lokomotif uap. Salah satu lokomotif uap yang terkenal adalah yang disebut “Mak Itam”, sebuah lokomotif uap buatan Jerman yang digunakan tahun 1963. Sayang Mak Itam sudah tidak bisa digunakan lagi. Namun begitu, kita masih bisa naik kereta api reguler untuk napak tilas sekaligus menikmati keindahan bumi minang.
Selain ketiga lokasi wisata tambang yang berkaitan dengan sejarah kota Sawahlunto di atas, kita bisa juga menikmati suasana kota tambang ini. Jalanan di Sawahlunto yang tak terlalu lebar namun cukup mulus dan bersih. Jalanan ini berkelok-kelok membelah beberapa bangunan tua yang masih terpelihara dengan rapi, di samping beberapa bangunan modern seperti stadion atau lapangan olahraga yang pagi itu dipakai berlatih sepak bola oleh sekelompok anak.
Keasrian kota ini juga cukup terjaga. Bukit-bukit yang mengelilingi Sawahlunto ditumbuhi pepohonan hijau. Tulisan “Sawahlunto” di atas bukit menjadi landmark kota ini, bisa dilihat dari kejauhan.
Nah, masih berpandangan buruk atau parno terhadap pertambangan? Atau apakah pertambangan selalu meninggalkan dampak negatif? Tentu tidak, jika pengelolaannya dilakukan dengan baik oleh perusahaan tambang dan pemerintah. Termasuk dengan penanganan setelah kegiatan pertambangan berakhir. Wisata tambang di Sawahlunto bisa dijadikan contoh untuk hal ini.
bole ni kalo ke sana pergi ke museum ini.
sawahlunto kotanya kecil, tapi bersih dan sejuk. banyak tempat bersejarah 🙂
Aku belum pernah main ke daerah ini. Kalau nanti berkesempatan mampir, tertarik juga buat cobain wisata tambang, kayaknya seru ya 😀
Bagus kotanya. Bersih dan sejuk, dan ngga terlalu lama perjalanan dari Padang
Baru tau aku ada wisata tambang seperti ini, patut di coba juga niy kalau lagi main kesana. Thanks infonya.
Banyak situs2 bersejarah terkait pertambangan di kota Sawahlunto. Kotanya juga bagus
menarik sih mas wisata tambang di Sawahlunto ini, tapi kalo liat ke dalam kok aku agak serem ya mas. Thumbs up deh buat para pekerja tambang di sana 🙂
Saya juga masuk cuma sebentar ke lubang tambang itu. Ngga nyaman memang
itu di bukit kok tulisannya daniel mashudi bukan sawah lunto 😀
wkwkwk:D
Ya ampun itu berarti bekas galian zaman dulu ya, sumpah mau masuk ke sini ih, pengen rasain dalamnya kayak apa, ada tangganya juga itu ya. Luar biasa tambang bekas galian yang jadi tempat wisata. Jejak Sawah Lunto nggak akan hilang.
Galiannya jauh ke dalam tanah. Saya cuma masuk sebentar, lalu keluar lagi hehe
Waah makasIh buat artikelnya. Nambah lagi referensi tempat yang harus dikunjungi di Indonesia. Sawahlunto. Aku belum pernah kemari. Kalo di mancanegara, lokasi pertambangan beneran ramai dikunjungi oleh wisatawan. Kita ternyata punya Sawahlunto. Cusssss ahhh…
Di luar negeri biasanya kepedulian lingkungan memang lebih bagus sih. Ngga heran, prosedur pertambangan dll di Indonesia mengadopsi dari luar negeri
Sawahlunto ini salah satu destinasi di sumbar yang ingin saya kunjungi
semoga bisa ke sawahlunto suatu hari nanti ya
Wah keren juga ya wisata tambang di Sawahluntu
iya Pak. banyak tempat2 bersejarah di kota kecil yg indah ini
Belum pernah ke Sawahlunto, moga2 diringankan langkah ke sana
Amiin, smoga bisa kesampean ya mas Agung
Sering mendengar tentang sawahlunto ini. Semoga next bisa kesana ya.
Amiin. semoga dimudahkan utk bisa ke sana
penasaran pengen masuk museum tambangnya dah. kaya apa ya itu masuk ke dalamnya nanti???
kalo lubang tambangnya dalam, saya masuk beberapa meter saja sih terus keluar lagi
Sawahlunto menjadi kota wisata yang menarik dikunjungi. Semoga bisa kesana nanti.
amiin . semoga dimudahkan utk berkunjung ke sana
unik banget ya wisata tambang ini, kapan2 main ke sana wajib mampir ke sini berarti ya…
selain banyak tempat2 sejarah, udaranya juga sejuk
Pas mampir ke Sumbar kemarin, daku ga sempet main ke sini.
Cuma sempet ke Bukit Tinggi.
Semoga ada jalan main ke sana segera.
smoga berkesempatan suatu saat nanti ya
Lihat wisata ini ko rada serem tapi pengen yak hehe.. seremnya tuh ngebayangin kalo lagi di dalam tambang terus tiba-tiba tambangnya roboh.. tapi seru sih kalo sudah didalam.. jadi ingat dan belajar betapa pekerjaan di tambang itu tidak mudah
pekerjaan tambang punya risiko yg besar, ngga heran gaji di sektor ini cukup besar juga
Blom pernah main jauh sampai sawah Lunto
semoga suatu hai nanti berkesempatan ke sana ya mas
Zaman Mpo sekolah dasar, Sawahlunto terkenal dengan hasil tambangnya.
Untungnya ekosistem dan bangunan tua masih terawat sehingga masih tetap Astri
Sawahlunto memang terkenal sejak zaman dahulu.
Untungnya masih terjaga ekosistem walaupun ini sudah di tambang puluhan tahun.
Museum dan bangunan tua bisa dinikmati para turis asing dan domestik
bener, sawahlunto sering tertulis di buku2 pelajaran dulu. kota yg bersejarah
kota kecil yang banyak sejarahnya, akkk keren yaa bekas tambangnya, kayak di luar negeri gitu hehehe
kota kecil yg cantik ya, keren pokoknya
Woow, jujur ya ini pengetahuan baru yang saya tau tentang sumatera barat khususnya sawolunto. Ga nyangka kalo disana ternyata penghasil batubara ya. Jadi pengen ke padang lagi.
sawahlunto nggak jauh kok dari padang. kotanya di perbukitan, jadi sejuk udaranya