Benteng Vredeburg Yogyakarta
Destinasi

Museum Benteng Vredeburg

[ A+ ] /[ A- ]

Museum Benteng Vredeburg – Sabtu siang itu saya sedang berada di Malioboro. Dari ujung utara di seberang Stasiun Tugu, saya mulai berjalan kaki menyusuri jalan paling legendaris di Yogyakarta ini.

Cuaca siang itu mendung, jadi cukup nyaman untuk berjalan kaki. Di papan nama Malioboro, seperti biasa beberapa pengunjung mengabadikan diri dan berpose di depan kamera. Sepertinya tidak lengkap rasanya jika berkunjung ke Malioboro tanpa berfoto-foto di titik ini.

Saya bergerak perlahan ke arah selatan. Dari sisi barat jalan saya kemudian menyeberang le sisi timur. Hujan mulai turun. Saya bergegas mencari tempat berteduh.

Benteng Vredeburg
Patung Jenderal Sudirman dan Urip Sumoharjdo

Benteng Vredeburg saya tuju, karena lokasinya cukup dekat saat itu. Di pintu gerbang benteng saya menunggu hujan reda. Beberapa orang juga berteduh di tempat itu.

Dari sekedar berteduh, saya kemudian berkeinginian masuk dan berkeliling Museum Benteng Vredeburg. Ini adalah kali kedua saya berkunjung ke tempat ini. Kunjungan pertama pada tahun 1997, sudah cukup lama. Waktu itu saya dan teman-teman ke sini setelah menyelesaikan UMPTN hari terakhir.

Baca juga: Benteng Pendem di Pesisir Cilacap

Tiket masuk cukup terjangkau, 3000 rupiah untuk orang dewasa. Saya lantas melangkah masuk ke halaman museum yang lumayan luas dan memiliki beberapa spot menarik untuk berfoto.

Menurut catatan sejarah, benteng ini didirikan pada tahun 1760 ini dengan nama awal Benteng Rustenburg yang berarti Benteng Peristirahatan. Benteng ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I mengikuti permintaan Gubernur dari Direktur Pantai Utara Jawa yakni Nicolaas Harting.

Benteng Vredeburg
Diorama masuknya Jepang ke Yogyakarta

Belanda berdalih membangun benteng demi keamanan Keraton Yogyakarta, padahal tujuan terselubungnya untuk mengawasi setiap tindakan yang dilakukan oleh pihak Keraton.

Awalnya bangunan benteng memiliki tembok tanah, tiang dari kayu pohon kelapa dan kayu pohon aren, serta atap dari rumput ilalang. Ada parit di sekeliling benteng untuk mengantisipasi bila terjadi serangan. Pada keempat sudut dari benteng, terdapat menara pengawas atau bastion (seleka).

Setelah terjadi pergantian gubernur Belanda, keputusan baru dikeluarkan yaitu membangun benteng menjadi permanen. Pembangunan benteng berlangsung dari tahun 1767 dan selesai pada tahun 1787. Nama benteng berganti setelah perbaikan bangunan yang dilakukan pasca gempa bumi di Jogja.

Pada tahun 1867 nama bangunan ini berubah menjadi Benteng Vredeburg yang artinya Benteng Perdamaian, sebagai wujud hubungan yang damai antara pemerintah Belanda dengan pihak Keraton.

Benteng Vredeburg
Patung Ibu Fatmawati sedang menjahit bendera pusaka

Benteng Vredeburg ini berkali-kali beralih fungsi. Mulai dari benteng pertahanan (1760-1830), markas bagi militer Belanda dan Jepang (1830-1945), hingga markas militer Indonesia (1945-1977).

Pada tanggal 9 Agustus 1980, benteng ini dialihfungsikan menjadi pusat informasi dan pengembangan budaya nusantara. Kemudian pada 16 April 1985 benteng dipugar dan dijadikan Museum Perjuangan yang mulai beroperasi pada tahun 1987. Dan pada 23 November 1992, museum ini diresmikan sebagai Museum Khusus Perjuangan Nasional yang diberi nama Museum Benteng Yogyakarta

Kompleks museum ini cukup luas, ada beberapa bangunan di kiri dan kanan halaman. Berbagai diorama, patung, dan benda peninggalan sejarah ada di museum ini, mulai dari era sebelum hingga sesudah kemerdekaan Indonesia.

Benteng Vredeburg
Mesin cetak surat kabar Kedaulatan Rakyat

Agar bisa runut dalam mempelajari sejarah, sebaiknya kita mengikuti urutan dari awal hingga akhir. Dari halaman, saya bergerak ke bangunan sebelah kanan, mengikuti papan penunjuk arah yang bertuliskan “Diorama 1”. Di sini memperlihatkan beberapa benda peninggalan sejarah dan diorama kebangkitan nasional dan perjuangan sebelum kemerdekaan 1945, seperti berdirinya organisasi Budi Utomo, Muhammadiyah, atau Taman Siswa.

Dari Diorama 1, saya menyeberang ke bangunan sebelah kiri kompleks untuk menyaksikan Diorama 2, 3, dan 4 yang memperlihatkan masa persiapan kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan, dan dekade-dekade awal usia negara kita.

Informasi sejarah dan koleksi benda-benda sejarah yang lengkap menjadi hal yang positif yang bisa kita dapatkan di Museum Benteng Vredeburg ini.

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *