Sosok

Sorgum Naik Derajat, Kesejahteraan Petani Meningkat

[ A+ ] /[ A- ]

Sorgum sejatinya punya banyak manfaat. Tanaman serealia dengan nama latin Sorghum bicolor sp ini punya kandungan nutrisi yang tinggi. Tanaman ini juga punya daya tahan yang baik terhadap iklim sehingga tidak memerlukan banyak perawatan.

Namun, pamor sorgum saat ini tak begitu terlihat di Indonesia. Karena kurang populer dibandingkan beras atau tanaman pangan yang lainnya, sorgum dimanfaatkan sebagai pakan ternak belaka.

Di tangan Nur Rahmi Yanti, derajat sorgum terangkat. Yanti melihat potensi besar sorgum di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan mengolahnya menjadi produk bernilai ekonomi. Berkat kegigihan Yanti, kesejahteraan para petani sorgum di daerahnya pun meningkat.

Sorgum, Tanaman Kaya Manfaat

Sorgum yang berasal dari Afrika Timur telah ada di nusantara sejak lama, diperkirakan masuk pada abad ke-4 melalui jalur perdagangan masa lampau. Pada relief Candi Borobudur (dibangun pada abad ke-8), sorgum terukir mendetail bersama tanaman lainnya. Serat Centini (ditulis pada abad ke-19) juga mencatat sorgum sebagai tanaman pangan.

Di sejumlah daerah, sorgum punya berbagai nama lain. Seperti cantel, jagomutri (Jawa Tengah); jagung cetrik, gandrum, gandrung (Jawa Barat); battari (Melayu); watar belolong, watar solor (Nusa Tenggara Timur); jhaghung bulir, oncer (Madura), dan nama-nama lainnya.

Pemanfaatan sorgum sebagai bahan pangan tak terlepas dari beragam keunggulan yang dipunyainya. Tanaman ini mudah dibudidayakan dan membutuhkan biaya perawatan yang termasuk murah. Selain itu, sorgum bisa ditanam secara tumpang sari dengan padi gogo, kedelai, kacang tanah atau tembakau, ataupun ditanam sebagai tanaman tunggal.

Secara nutrisi, sorgum memiliki beragam manfaat yang baik. Sorgum memiliki kandungan protein, kalsium, zat besi, fosfor, dan vitamin B1 yang lebih tinggi dibanding beras. Kandungan seratnya juga tinggi. Sorgum sangat cocok dikonsumsi penderita diabetes karena kandungan gulanya yang rendah.

Meskipun telah lama dibudidayakan dan dikonsumsi oleh sebagian masyarakat Indonesia, sorgum kurang populer dan tergusur oleh dominasi beras dan gandum. Menurunnya derajat tanaman serealia ini membuatnya lebih banyak dimanfaatkan sebagai pakan untuk ternak.

Upaya Nur Rahmi Yanti Membawa Sorgum Naik Derajat Kembali

Adalah Nur Rahmi Yanti, seorang anak muda dari Nusa Tenggara Barat (NTB) yang resah melihat keterpurukan petani sorgum di daerahnya. Nilai jual sorgum yang kecil tak mampu untuk mengangkat kesejahteraan para petani.

Yanti juga tak rela apabila tanaman kaya manfaat ini hanya diperuntukkan sebagai pakan ternak. Dengan kejeliannya, ia melihat potensi besar untuk pengembangan sorgum sabagai bahan baku produk yang bernilai ekonomi tinggi.

(Nur Rahmi Yanti dengan berbagai produk olahan dari sorgum. Sumber gambar: https://www.facebook.com/yant.sorghum.7)

Pada tahun 2017 Yanti membina dan mendampingi 10 orang petani sorgum di dua desa yang ada di Lombok Tengah, NTB. Dari lahan seluas 10 are, hasil panen sorgum diolah menjadi tepung. Produk tepung sorgum digunakan sebagai bahan baku makanan seperti roti, kue, dan sejenisnya. Yanti pun memulai usaha pembuatan roti dengan brand Yanti Bakery.

Yanti kemudian mengikuti seleksi SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards tahun 2017. Gagasan untuk mengangkat sorgum sebagai bahan pangan dan semangat sosial yang dimilikinya ini kemudian membawa Yanti terpilih sebagai salah satu peraih penghargaan SATU Indonesia Awards tahun 2017 di bidang UMKM.

Astra juga memberikan bantuan pembiayaan melalui Desa Sejahtera Astra (DSA). Melalui program ini, para petani mendapatkan bantuan berupa pendampingan, akses permodalan, penyediaan benih dan alat, serta pemasaran.

Melalui DSA Sorgum Lombok, Yanti membina lebih banyak petani sorgum. Saat ini Yanti telah membina 1.000 petani di 22 desa dengan lahan seluas 500 hektar yang tersebar di Kabupaten Bima, Mataram, Lombok Tengah, dan Lombok Utara.

Produk olahan yang dihasilkan dari tepung sorgum semakin variatif. Seperti kue kering, mi instan, susu, keju dan lainnya. Produk dari DSA Sorgum telah menjangkau pasar internasional, mulai dari Malaysia, Singapura, Timor Leste, China, Turki, hingga Belanda.

Yanti tak hanya berhasil mengangkat derajat sorgum, tetapi juga membantu meningkatkan kesejahteraan petani sorgum di daerahnya. Sejak dibina Yanti, pendapatan petani meningkat dari Rp500 ribu menjadi Rp1,5 juta per bulan.

Apa yang telah dilakukan Nur Rahmi Yanti sudah sepatutnya menjadi inspirasi bagi kita. Kejelian melihat potensi yang ada serta semangat membantu masyarakat adalah teladan dari Yanti untuk generasi muda Indonesia.

Referensi:
Astramagz Edisi Mei 2024

https://www.rri.co.id/umkm/302105/gigihnya-yanti-mengangkat-sorghum-ntb-dapat-penghargaan-astra

https://katadata.co.id/berita/nasional/64c872ab15432/cerita-yanti-memperkenalkan-sorghum-memotivasi-pemuda-berinovasi

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *