Sains & Tekno

Casio G-Shock Berbahan Serat Karbon

[ A+ ] /[ A- ]

Casio memperkenalkan produk terbaru jam tangan G-Shock yang menggunakan material serat karbon. Ada 4 seri Casio G-Shock yang diperkenalkan pada acara yang berlangsung di Three Buns, yang berlokasi di Jl. Senopati, Jakarta Selatan pada Kamis, 4 April 2019 yang lalu tersebut. Keempat seri tersebut yaitu GWR-B1000, GG-B100, GST-B200, dan GA-2000E-4A.

Sebelum membahas lebih detil keunggulan dari keempat seri G-Shock tersebut, saya tertarik untuk menulis terlebih dahulu mengenai serat karbon. Apa yang membuat material ini begitu istimewa sehingga ia dipergunakan sebagai material pada jam tangan Casio G-Shock?

Peristiwa Monza 1981

Bagi penggemar olahraga otomotif seperti balapan Formula 1 dan Moto GP, serat karbon ini sangat populer sebagai material yang digunakan dalam proses produksi kendaraan balap. Karena karakteristiknya yang jauh lebih ringan dibandingkan logam, penggunaan serat karbon mampu membantu menambah kecepatan kendaraan saat melaju di atas lintasan. Selain ringan, serat karbon juga lebih kuat dari besi maupun baja.

Ketangguhan serat karbon tersebut terbukti pada saat Grand Prix Formula 1 yang berlangsung di Autodromo Nazionale Monza, Italia, pada tanggal 13 September 1981. Pada lap ke-20, John Watson kehilangan kendali atas mobil McLaren MP4/1 yang dikendarainya.

Mobil tersebut melintir, berputar, dan menabrak dinding pembatas sirkuit. Kejadian selanjutnya menunjukkan mobil tersebut terpisah menjadi dua bagian, potongan belakang terpental kembali menyeberang ke sisi kiri lintasan sementara potongan depan mobil tetap berada di sisi kanan. 

John Watson berada di kokpit yang berada pada potongan depan mobil. Pebalap muda dari Inggris tersebut kemudian berhasil keluar dari bangkai mobil dalam keadaan selamat. Dua minggu setelah peristiwa di Monza, John Watson kembali beraksi di Grand Prix Kanada. Watson bahkan berhasil memenangkan podium kedua!

McLaren MP4/1 yang dikendarai oleh Watson pada saat peristiwa Monza tersebut adalah mobil Formula 1 pertama yang menggunakan serat karbon. Dan sejak kejadian 1981, tim-tim lainnya mulai mengkopi ide tersebut. Hingga saat ini, penggunaan serat karbon menjadi hal yang umum dilakukan dan tidak diragukan lagi untuk faktor keamanan pengemudi Formula 1 maupun balapan lainnya.

Serat karbon memiliki sejarah yang cukup panjang, bahkan dimulai jauh sebelum McLaren menggunakannya pada tahun 1981. Tercatat pada tahun 1879, Thomas Edison melakukan percobaan menggunakan filamen karbon saat mengembangkan bola lampu. Tahun 1958, peneliti bernama Roger Bacon dari perusahaan Union Carbide mendemonstrasikan serat karbon yang memiliki tensile strength atau kekuatan tarik yang tinggi. Pada tahun 1963, Kementerian Pertahanan Inggris mematenkan sebuah sistem untuk pembuatan serat karbon. Dan selanjutnya, pada tahun 1981 McLaren memperkenalkan mobil Formula 1 pertama yang dibangun menggunakan serat karbon.

Tragedi Monza
sumber: foxsports.com

Serat karbon merupakan salah satu dari berbagai bentuk material komposit. Artinya, serat karbon dibuat dari dua material penyusun atau lebih yang punya sifat kimia dan fisika yang berbeda. Ketika bahan-bahan penyusun tersebut dikombinasikan, material yang dihasilkan akan memiliki karakteristik yang sepenuhnya berbanding terbalik dari material yang membentuknya.

Salah satu material penyusun yang digunakan adalah serat karbon yang berfungsi sebagai reinforcement (material penguat). Sementara material penyusun satunya disebut sebagai matriks, yang biasanya adalah resin polimer seperti epoksi. Fungsi dari matriks resin tersebut yaitu untuk mengikat material penguat.

Ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh serat karbon, antara lain:
– Ringan
– Kekuatan tarik atau tensile strength yang tinggi
– Daya tahan yang hebat
– Tahan korosi
– Radioluscence, yaitu punya sifat transparan terhadap radiasi dan tidak bisa dilihat pada sinar X. Karenanya, material ini bisa digunakan dalam pembuatan fasilitas maupun peralatan medis.
– Penghantar listrik yang baik
– Tahan sinar UV

Empat Seri Terbaru Casio G-Shock

G-Shock sejak lama dikenal memiliki keistimewaan sebagai arloji tahan benturan dan goncangan. Sejak varian pertama G-Shock, DW5600 diluncurkan pada tahun 1983, jam tangan ini memang sudah dikenal sebagai jam tangan yang tahan banting.

Pada iklan pemasaran kala itu, diperlihatkan aksi pemukulan DW5600 menggunakan tongkat hoki oleh Mark Messier, kapten tim hoki es New York Rangers. Struktur penyangga mesin pada arloji yang menggunakan material resin terbukti mampu menahan hantaman.

Pada era 90-an, material metal digunakan sebagai pelindung dalam struktur mesin jam tangan G-Shock. Sebagai konsekuensinya, jam tangan terasa lebih berat.

Kini material serat karbon disematkan pada serangkaian produk G-Shock terbaru. Produk tersebut pertama kali diperkenalkan pada even Baselworld 2019 bulan Maret lalu, di Geneva, Swiss. Dan pada 4 April 2019, produk G-Shock berbahan serat karbon tersebut diperkenalkan di Jakarta.

Peluncuran Casio G-Shock berbahan serat karbon
Dok. pribadi

Pada acara di Jakarta tersebut, Junichi Izumi, teknisi dari R&D Casio di Jepang, menjelaskan produk terbaru G-Shock yang memakai material baru yakni serat karbon. Bahan yang disebut dengan Carbon Core Guard tersebut digunakan untuk menjaga struktur inti dan cangkang bagian belakang. Struktur material ini mampu menahan benturan dan berhasil menghemat ruang pada konstruksi G-Shock. Ruang tersebut akhirnya digunakan untuk membuat penutup ganda cangkang belakang. Struktur Carbon Core Guard menghadirkan rancangan jam tangan yang lebih tipis, lebih ringan, namun tetap memiliki kekokohan dan ketangguhan.

G-Shock memiliki penggemar yang cukup luas, termasuk di Indonesia. Salah satunya ialah Denny Sumargo, pemain basket dan aktor, yang juga hadir pada acara di Senopati tersebut. Denny menjadi penggemar G-Shock sejak lama dan mempunyai beberapa koleksi G-Shock. Koleksi favoritnya ialah GA-700 berwarna merah yang dibubuhi tanda tangan Kikuo Ibe. Tanda tangan tersebut diperoleh saat Denny bertemu langsung dengan pencipta G-Shock, Kikuo Ibe, pada tahun 2016.

Denny tidak lupa menceritakan pengalamannya dengan G-Shock saat melakukan panjat tebing. Saat itu ia terjatuh dan lengannya robek, namun jam tangan G-Shock yang dipakainya tidak mengalami kerusakan serta masih tetap berfungsi dengan baik.

Selain Denny Sumargo, hadir juga Dellie Threesyadinda, seorang atlet panahan nasional. Wanita tersebut juga menjadi penggemar jam tangan Casio. Semula ia menggunakan Baby-G, kemudian beralih menjadi penggemar G-Shock.

Ada empat seri G-Shock yang diperkenalkan pada tanggal 4 April 2019 tersebut, yaitu GWR-B1000, GG-B100, GST-B200, dan GA-2000E-4A.

Seri GWR B1000

Diperkenalkan sebagai  gravitymaster, GWR B1000 didisain untuk lingkungan keras yang dihadapi para pilot dengan penggunaan meterial karbon dan titanium yang sama seperti pada pesawat terbang modern. Struktur pelindung inti karbon tahan guncangan mengintegrasikan casing dan tutup belakang menjadi satu unit monokok (monocoque) karbon yang mampu melindungi modul dari benturan eksternal dan memungkinkan penghilangan komponen pelindung karbon dari tombol di samping casing. Penggunaan material karbon untuk bezel dan tali jam, dan aloi titanium untuk tombol, pipa tombol, dan komponennya menghasilkan jam tangan yang kuat secara struktural, ringan dan tahan karat.

Spesifikasi:
– Bahan casing bezel: karbon
– Tali jam tangan resin serat karbon
– Tahan karat
– Triple G resist (tahan goncangan, tahan gaya sentrifugal, tahan getaran)
– Neobrite
– Kaca safir dengan lapisan tanpa pantulan
– Kenop pengunci putar
– struktur pelindung inti karbon
– Bezel serat karbon
– Kaca sferis
– Ketahanan air 200 meter
– Ukuran casing : 50.1 × 46.4 × 16.9 mm
– Berat total : 72 g

Seri GG-B100

Sebagai mudmaster, GG-B100 ini didisain untuk penggunaan pada kondisi paling ekstrim, dengan struktur tahan debu dan tahan lumpur. Struktur pelindung inti karbon menggunakan material yang diperkuat dengan serat karbon yang rigid dan ringan. Bezel juga menggunakan karbon untuk meningkatkan kekuatan. Struktur yang tahan debu dan tahan lumpur tersebut memiliki filter yang disisipkan antara casing dan tombol untuk melindungi dari debu.

GG-B100 diperlengkapi dengan fitur-fitur yang mendukung misi di darat dengan menyambungkan sensor pada aplikasi yang dipakai. Jam tangan ini memiliki quad sensor, yaitu empat sensor yang bisa mendeteksi arah (kompas), mengukur tekanan dan ketinggian atmosfer, mengukur temperatur, serta akselerator untuk menghitung langkah.

Spesifikasi:
– Konstruksi tahan goncangan dan tahan lumpur
– Casing belakang dual layer
– Bezel dengan sisipan lembar karbon
– Quad sensor
– Ketahanan air 200 meter
– Stop watch
– Penghitung mundur
– Alarm
– Smartphone Link functions (link with compatible smartphone through Bluetooth); digital compass; barometer; altimeter (relative altitude readings); thermometer; step counter; sunrise/sunset time display; auto double LED backlight with afterglow:1.5/3.0 seconds
– Ukuran casing : 55.4 × 34.9 × 19.3 mm
– Berat total : 92 g

Seri GST B200

Casing terbuat dari fine resin yang dipadukan dengan serat karbon sehingga memiliki bobot yang ringan serta rigiditas yang superior. Material tersebut melindungi modul bagian dalam dari kerusakan dan deformasi karena goncangan. Dual back cover mampu melindungi permukaan belakang terhadap benturan. Casing yang kecil mampu memberikan kenyamanan, namun demikian jam ini memiliki wide face. LCD yang menyala dalam kegelapan mendukung fungsionalitas dan design permukaan.

Spesifikasi:
– Bahan casing / bezel: resin / stainless steel
– Resin band
– Mineral glass
– Neobrite
– Shock resistant
– Carbon core guard structure
– Ketahanan air 200 meter
– Ukuran casing: 53.3 × 49.2 ×14.5 mm
– Berat total : 87 g

Seri GA-2000E-4A

Casing terbuat dari resin yang dipadukan dengan serat karbon sehingga memiliki bobot yang ringan serta rigiditas yang superior. Material tersebut melindungi modul bagian dalam dari kerusakan dan deformasi karena goncangan. Dual back cover mampu melindungi permukaan belakang terhadap benturan.

Ketahanan goncangan struktur tombol mengalami perbaikan, yang mampu mengurangi kebutuhan terhadap pelindung tombol eksternal. GA-2000E-4A merupakan model pertama yang menggunakan band bertipe slide-lever yang memungkinkan pencopotan dan penggantian band secara cepat dan simpel.

Spesifikasi:
– Bahan casing / bezel: Carbon / Resin
– Accompanied attached band
– Resin band
– Shock resistant
– mineral glass
– Carbon core guard structure
– Ketahanan air 200 meter
– Ukuran casing: 51.2 × 48.7 × 14.1 mm
– Berat total : 94 g

Berikut harga dari masing-masing seri tersebut:
GWR-B1000:  Rp 16.949.000
GG-B100: Rp 5.749.000
GST-B200: Rp 4.949.000
GA-2000E-4A: Rp 3.399.000.

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *