Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Ultra Mikro (UMi) memiliki peran yang penting dalam perekonomian nasional. Karenanya, Bank Rakyat Indonesia atau BRI berkomitmen untuk mendukung pemberdayaan UMKM dan UMi.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, UMKM berkontribusi sebagai penyedia lapangan kerja terbesar dibandingkan dengan sektor lain. Pada tahun 2023, UMKM menyerap 117 juta (97%) dari total tenaga kerja di Indonesia.
Dalam hal kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB), UMKM menyumbang Rp 9.580 triliun pada tahun 2023. Jumlah tersebut setara 61% dari PDB nasional.
Tantangan yang Dihadapi oleh UMKM dan UMi di Era Digital
Seiring dengan perkembangan teknologi dan digitalisasi, UMKM dan UMi dihadapkan pada berbagai tantangan baru. Ada beberapa tantangan utama yang dihadapi di era digital ini.
Pertama, adalah tantangan terkait akses ke teknologi. Banyak pelaku usaha masih kesulitan dalam mengakses teknologi yang dibutuhkan untuk bersaing di era digital. Penyebabnya bisa beberapa faktor, seperti keterbatasan dana, kurangnya pengetahuan tentang teknologi, atau ketidakmampuan untuk menggunakan perangkat lunak dan alat digital dengan efektif.
Tantangan lainnya adalah literasi digital. Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 oleh OJK menunjukkan tingkat literasi keuangan UMKM masih di angka 49,68%. Literasi digital yang rendah ini dinilai bisa menjadi penghalang untuk memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh internet dan teknologi digital. Banyak dari mereka tidak tahu bagaimana cara membuat dan mengelola situs web, menggunakan media sosial untuk pemasaran, atau memahami analisis data.
Persaingan yang ketat juga menjadi sebuah tantangan tersendiri. Digitalisasi membuka pasar yang lebih luas, tetapi juga meningkatkan persaingan. Pelaku usaha harus bersaing tidak hanya dengan bisnis lokal tetapi juga dengan perusahaan internasional yang memiliki sumber daya yang jauh lebih baik.
Tantangan keamanan siber juga perlu dihadapi. UMKM sering menjadi target serangan siber karena dianggap lebih rentan dibandingkan perusahaan besar. Keamanan data pelanggan dan informasi bisnis menjadi isu yang sangat penting di era digital. Namun, masih banyak bisnis yang dinilai belum menerapkan sistem keamanan yang memadai.
Tantangan berikutnya yaitu pembiayaan. Meskipun ada banyak peluang pendanaan yang tersedia di era digital, pelaku usaha sering menghadapi tantangan dalam memenuhi persyaratan yang ketat dari para investor atau platform pendanaan.
Selanjutnya, tantangan regulasi dan legalitas. Peraturan terkait e-commerce, perlindungan konsumen, dan pajak digital bisa menjadi tantangan tersendiri. Banyak pemilik usaha merasa kesulitan untuk memahami dan mematuhi peraturan yang terus berkembang ini. Sementara legalitas usaha penting bagi sebuah usaha untuk dapat diakui secara resmi serta memperoleh dukungan atau perlindungan hukum.
Terakhir, adalah tantangan adaptasi model bisnis. UMKM perlu beradaptasi dengan model bisnis yang lebih fleksibel untuk tetap relevan dengan perkembangan teknologi digital. Ini berarti mengubah cara beroperasi, berinteraksi dengan pelanggan, dan memperkenalkan produk atau layanan.
Komitmen BRI Dukung Pemberdayaan UMKM dan UMi
Bank Rakyat Indonesia yang berusia 129 tahun terus menunjukkan komitmennya dalam pemberdayaan UMKM dan UMi. Hal ini sesuai dengan tema “BRILian dan Cemerlang” yang menjadi simbol semangat BRI dalam menciptakan solusi finansial yang inovatif, berkelanjutan, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
BRI memiliki beragam program pemberdayaan. Misalnya penyaluran kredit, Rumah Kreatif BUMN, Klusterku Hidupku, Desa BRILian, dan UMKM Expo(RT) BRilianpreneur. Tidak hanya itu, itu BRI sebagai bagian Holding Ultra Mikro juga telah berhasil melayani lebih dari 37 juta nasabah ultra mikro.
Penyaluran Kredit
BRI memberikan prioritas utama dalam memberikan dukungan kepada segmen UMKM sebagai pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Hingga akhir kuartal ketiga tahun 2024, BRI berhasil menyalurkan kredit UMKM sebesar Rp 1.105,70 triliun, atau 81,70% dari total penyaluran kredit sebesar Rp1.353,36 triliun.
Rumah Kreatif BUMN
Rumah BUMN dibentuk oleh Kementerian BUMN dan Perusahaan BUMN pada tahun 2017. Program ini memiliki tujuan untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan, khususnya UMKM, melalui beragam pelatihan. Sebanyak 54 Rumah BUMN milik BRI saat ini telah tersebar di seluruh Indonesia.
Hingga Desember 2023, sebanyak lebih dari 418 ribu UMKM telah terdaftar dengan 12 ribu jumlah pelatihan yang bertujuan agar UMKM melek teknologi melalui digitalisasi dan mampu melakukan ekspor.
Klasterku Hidupku
BRI juga memiliki program Klasterku Hidupku sebagai pendampingan BRI untuk mengembangkan usaha kecil. Dalam program ini, kelompok usaha dikelompokkan ke dalam Klaster usaha berdasarkan kesamaan kepentingan, kondisi lingkungan, dan atau keakraban. Klaster usaha ini akan mendapatkan pembinaan meliputi pelatihan, bantuan sarana dan prasarana, serta pengelolaan keuangan.
Desa BRILian
BRI juga menyelenggarakan program inkubasi desa yang diberi nama Desa BRILian. Harapannya, desa yang tergabung dalam program ini bisa menjadi sumber inspirasi kemajuan desa, yang selanjutnya akan direplikasi ke desa-desa lain.
Desa BRILiaN mengembangkan 4 aspek yang ada di dalam sebuah desa. Yaitu, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), digitalisasi, keberlanjutan, dan inovasi.
UMKM Expo(RT) BRilianpreneur
BRI juga berupaya membawa UMKM naik kelas melalui UMKM Expo(RT) BRilianpreneur. Program yang ada sejak tahun 2019 ini menjadi sarana business matching yang akan menjembatani UMKM dengan para konsumen di luar negeri. Harapannya, program ini mampu menumbuhkan pelaku UMKM sekaligus meningkatkan ekspor.
Holding Ultra Mikro
Holding Ultra Mikro merupakan gabungan BUMN yang memberikan pembiayaan kepada masyarakat, khususnya pelaku usaha ultra mikro (UMi). Selain BRI, Holding Ultra Mikro ini juga beranggotakan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani.
Kehadiran Holding Ultra Mikro (UMi) telah memberikan dampak nyata terhadap literasi keuangan masyarakat, khususnya pelaku usaha UMKM dan UMi. Tercatat, inklusi keuangan nasional meningkat menjadi 87,30% pada 2023 atau naik 3,3% dari sebelumnya 84% pada 2022. Sementara literasi keuangan nasional meningkat 3% mencapai 42,7% pada 2023,
BRI telah dikenal lama sebagai “banknya wong cilik” terus berfokus pada pelayanan perbankan untuk masyarakat kelas ekonomi bawah. Dengan beragam upaya yang dilakukan, BRI mendukung pemberdayaan UMKM dan UMi dalam menghadapi berbagai tantangan di era digital.