Sosok

Theresia Dwiaudina, Bidan dan Pejuang Kesehatan Desa Uzuzozo

[ A+ ] /[ A- ]

Banyak orang secara alami cenderung mencari kebahagaiaan dan kepuasannya sendiri. Namun, kemauan untuk memberikan sumbangsih bagi orang lain adalah esensi sejati dari kehidupan.

Vicent van Gogh, seorang seniman Eropa yang hidup pada abad ke-19 mengatakan “Manusia tidak berada di bumi semata-mata demi kebahagiannya sendiri. Dia ada di sana untuk mewujudkan hal-hal besar bagi kemanusiaan.” Kutipan ini menegaskan bahwa mendedikasikan diri untuk membantu orang lain bisa menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik.

Dedikasi seperti inilah yang dilakukan oleh Theresia Dwiaudina Sari Putri yang akrab dipanggil Dini. Ia adalah seorang bidan tenaga honorer di Desa Uzuzozo, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Di desa terpencil ini, ia mengemban tugas mulia dengan melayani kesehatan masyarakat setempat.

Dini berasal dari Desa Kekandere, tetangga dari Desa Uzuzozo. Setelah lulus SMA1 Ende pada 2013, ia melanjutkan pendidikan D3 Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surabaya. Ia lulus pada 2016 dan memilih kembali ke NTT untuk mengabdi kepada masyarakat di kampung halamannya.

Saya tergerak untuk menjadi bidan di sini. Fasilitas kesehatan di sini belum ada, ditambah akses ke faskes yang sulit,” ungkap Dini.

Desa Uzuzozo menjadi tempat pengabdian Dini pada tahun 2017. Belum ada fasilitas kesehatan di desa ini, yang ada hanyalah bangunan kecil yang dijadikan puskesmas. Itu pun tidak memiliki alat kesehatan pemeriksaan ibu hamil. Untuk mencapai Puskesmas Kecamatan Nagapanda, jarak yang harus ditempuh sekitar 15 kilometer.

Desa Uzuzozo adalah desa terluar yang berada di Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, NTT. Akses menuju desa ini cukup ekstrim, seperti melewati jalan setapak yang menanjak dan berbatu, lembah, dan sungai.

Dini semula ragu karena lokasi desa yang terpencil. Namun, kepala desa berhasil meyakinkannya untuk menjadi bidan pertama di Uzuzozo. Medan yang cukup ekstrim memang membuat belum ada tenaga kesehatan yang bersedia melayani desa ini.

Dengan bersepeda motor, Dini berkeliling Desa Uzuzozo dengan 104 kepala keluarga yang tersebar di tiga dusun, yakni Ndetuwaru, Ndetukedho, dan Gomo. Kadang Dini harus berjalan kaki apabila ada jalan yang tidak mungkin dilalui sepeda motor. Tantangan ini tak menyurutkan semangat Dini untuk memeriksa kesehatan ibu hamil di desa tersebut.

Dini sedang memeriksa kesehatan ibu hamil (Sumber gambar: Astramagz edisi November 2023)

Dari pendataan awal yang dilakukan Dini, hampir semua ibu hamil tidak menjalani pemeriksaan kehamilan dan tidak melakukan persalinan di fasilitas kesehatan. Mereka mempunyai tradisi bersalin di dukun beranak. Dini juga menemukan masalah kesehatan lainnya, seperti anak balita yang tidak diimunisasi, pasangan usia subur yang tidak mengikuti KB (keluarga berencana), dan masalah sanitasi.

Dalam upayanya mengedukasi ibu hamil agar melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, Dini juga berhadapan dengan dukun beranak. Namun, Dini berhasil merangkul dukun yang telah ada di Desa Uzuzozo berpuluh tahun itu untuk bekerja sama membantu warga yang melahirkan. Ia juga berhasil menangkal mitos yang telah dipercaya turun-temurun, mulai dari kebiasaan mengurut perut dan minum obat kampung hingga menyembunyikan ibu hamil dari suanggi.

Selain melayani kesehatan ibu hamil dan menangani persalinan, Dini juga menggerakkan program lainnya. Mulai dari pelayanan KB, kesehatan ibu dan anak, imunisasi, hingga perbaikan gizi. Ia juga harus siap untuk membantu warga dalam banyak hal, seperti mengajar anak SD, menangani korban gigitan ular atau anjing, kerasukan, dan mendamaikan pertengkaran.

Kerja keras Dini pun membuahkan hasil yang manis. Sejak tahun 2017, angka kematian ibu dan anak menjadi nol, serta angka kesakitan ibu melahirkan turun. Setiap tahun, sekitar 20 anak mendapat imunisasi lengkap.

Atas dedikasinya yang begitu besar kepada masyarakat Desa Uzuzozo, Dini mendapatkan apresiasi dari Astra. Dini terpilih sebagai salah satu penerima SATU Indonesia Awards Tahun 2023 di Bidang Kesehatan.

Dini bukan sekadar seorang bidan, melainkan juga pejuang kesehatan bagi Desa Uzuzozo. Teladan yang telah diberikan oleh Dini sepatutnya menjadi inspirasi bagi setiap generasi muda Indonesia. Bahwa membantu orang lain adalah upaya mulia untuk menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik bagi semua manusia.

Referensi:

  • Astramagz Edisi November 2023
  • https://www.kompas.id/baca/tokoh/2023/11/12/theresia-dwiaudina-dewi-kesehatan-desa-uzuzozo
  • https://nasional.tempo.co/read/1888711/kisah-dini-bidan-di-desa-terpencil-uzuzozo-ntt-yang-berantas-stunting-dan-selamatkan-ibu-hamil
Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *