Traveling ke mana aja setahun ini? Duh, boro-boro mikir traveling pas pandemi gini. Masih bisa survived dan sehat saja sudah bersyukur banget. Mending ganti pertanyaannya: nanti mau jalan-jalan ke mana setelah pandemi usai?
Sudah setahun lebih, pandemi Covid-19 belum juga usai. Hampir semua orang terkena dampaknya. Aku juga. Profesi content creator yang sebelumnya bisa aku andalkan untuk mencukupi kebutuhan hidupku, sekarang nggak lagi. Tawaran job jadi sedikit, apalagi pas awal pandemi di bulan Maret 2020 lalu.
Penyesuaian mau nggak mau wajib dilakukan. Ikat pinggang kudu benar-benar diketatin biar bisa bertahan hidup. Ngurangin nongkrong di kafe, nonton di bioskop, atau belanja di mal. Nggak apa-apa deh, yang penting masih bisa makan 3 kali sehari.
Aku teringat teori psikologinya Abraham Maslow, tentang 5 level pada piramida kebutuhan. Pandemi menarik diriku, juga hampir semua orang, ke tingkat 1 atau 2 dari piramida itu. Fokus sekarang lebih kepada physiological needs, syukur-syukur bisa mencukupi safety needs. Dan sementara waktu lupakan 3 level di atasnya: social, esteem, dan self-actualization needs.
Setahun terahir, aktivitas juga lebih banyak dilakukan di rumah. WFH, working from home. Keluar rumah seperlunya. Ke minimarket, ATM, atau jogging.
Karena jarang keluar rumah, penampilan mulai terpengaruh. Jarang pakai baju formal, lebih seringnya kaos oblong. Rambut jarang disisir, juga jarang dipotong. Terakhir kali potong rambut di salon Asgar (Asli Garut) langganan sudah 7 bulan lalu.
Traveling? Nggak masuk prioritas. Tahan dulu, sampai pandemi kelar dan situasi memungkinkan.

Travel Wishlist: Mau Jalan-jalan ke Mana setelah Pandemi Usai?
Sebenarnya jenuh juga kelamaan di rumah. Kasus positif Covid-19 yang mencapai puncaknya bulan lalu juga menimbulkan stress tersendiri. Tangerang, daerah domisiliku, termasuk zona merah waktu itu.
Sempat kebayang betapa enaknya kalo bisa jalan-jalan seperti sebelum terjadi pandemi. Setidaknya bisa 2-3 kali setahun jalan-jalan ke luar kota, ditambah mudik ke Jawa Tengah pas lebaran. Menikmati laut, atau pegunungan. Juga icip-icip kuliner setempat.
Makanya, aku berharap banget pandeminya nggak berlarut-larut. Cepetan selesai dong, biar bisa jalan-jalan lagi. Tapi, mau jalan-jalan ke mana setelah pandemi usai nanti?
Yang Dekat Saja
Nggak perlu yang jauh jalan-jalannya sih. Sekitaran Tangerang, atau Jabodetabek saja. Jawa Barat masih boleh lah! Selain murah ongkosnya, juga nggak banyak makan waktu. Tempatnya kalau bisa yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya.
Ke Gunung atau Laut?
Dua-duanya aku suka. Hawa adem pegunungan bikin tenang pikiran. Air laut dan pasir pantai juga bikin stress berkurang.
Solo Traveling atau Rame-rame?
Kayaknya yang nggak banyak orang. Jadi, pilih solo traveling. Bisa juga sih bareng 1-2 teman saja.

Jalan-jalan ke Garut, Asyik Kayaknya!
Jalur selatan Jawa Barat termasuk daerah yang belum pernah aku kunjungi. Mulai dari Pangandaran, Ciamis, Tasikmalaya, hingga Garut. Padahal lokasinya nggak terlalu jauh dari Tangerang. Perjalanan ke sana cuma butuh setengah harian saja.
Beberapa kali aku melihat postingan teman di Instagram tentang indahnya pemandangan di Garut. Banyak destinasi wisata menarik, dari laut hingga gunung. Jadi, setelah pandemi usai aku mau banget jalan-jalan ke Garut.
Berendam Air Panas di Darajat
Asyik rasanya jalan-jalan menikmati suasana perbukitan di kompleks wisata Darajat Garut ini. Udara yang sejuk dan bekabut bakalan bikin tubuhku jadi segar. Apalagi di sini juga ada kolam air panas, pasti asyik buat berendam. Lokasi Darajat ini gampang dijangkau dan letaknya nggak begitu jauh dari pusat kota.
Mengayuh Rakit di Situ Bagendit
Situ atau danau ini juga nggak jauh dari terminal Garut, bahkan berada di tepi jalan raya. Cukup menyenangkan bila aku berkeliling danau sambil mengayuh perahu atau rakit.
Bermain di Pantai
Di Garut banyak pantai yang bisa aku kunjungi. Ada Pantai Manalusu, Cijeruk, Rancabuaya, Santolo, dan yang lainnya.
Icip-icip Burayot dan Ladu
Garut punya kuliner khas. Misalnya burayot, jajanan yang dibuat dari tepung beras, gula merah, dan kacang tanah. Atau ladu yang terbuat dari ketan, gula aren, dan parutan kelapa.
Membawa Oleh-oleh Dodol Garut
Pulang dari Garut, oleh-oleh yang paling pas dibawa tentu saja dodol Garut. Dodolnya enak dan manis, tak heran bila disukai banyak orang. Aku bahkan bisa menemukan dodol Garut ini di beberapa supermarket di Tangerang.
Potong Rambut di Salon Asgar
Di Tangerang aku sering ke salon Asgar (Asli Garut). Dan kayaknya seru juga bila aku bisa memotong rambutku di tempat asal barber-barber terampil tersebut.

Menginap di RedDoorz
Nggak cukup rasanya berkunjung ke Garut dalam sehari saja. Banyak tempat keren yang bisa aku eksplor, butuh beberapa hari supaya puas menikmati keindahannya. Untuk menginap, aku nggak perlu khawatir. Banyak hotel di garut yang bisa aku pilih.
Menginap di RedDoorz sangat pas buat orang yang gemar traveling sepertiku. Jaringan hotel yang ada di banyak kota ini menawarkan harga terjangkau sepanjang tahun dengan fasilitas bagus. Jadi mau bepergian ke mana pun, memilih RedDoorz adalah keputusan yang bagus.
Untuk memesannya, aku cukup buka website RedDoorz. Lalu aku masukkan nama daerah atau kota di mana aku akan menginap. Kemudian muncullah beberapa pilihan hotel di Garut. Aku mencoba mengklik salah satunya, yaitu RedDoorz near Alun-Alun Garut.

Setelah seharian menikmati keindahan wisata Garut, menginap di RedDoorz near Alun-Alun Garut ini pasti menyenangkan. Lokasi hotel di garut ini berada di pusat kota, dikelilingi beragam pusat wisata, perbelanjaan, dan hiburan utama, seperti Alun-Alun Garut dan Pusat Kulit Sukaregang.
Hotel ini punya kamar yang cukup luas. Tempat tidur dan kamar mandi juga bersih. Dan yang menarik, harganya sangat terjangkau!
Semoga pandemic Covid-19 segera berakhir. Setelah pandemi usai, aku mau jalan-jalan dan potong rambut ke Garut. Untuk menginap, RedDoorz near Alun-Alun Garut ini pas banget buatku. Semoga travel wishlist ini bisa segera terwujud.